Jaga Jantung Tetap Sehat Dengan Berpuasa

Share:
Aktivitas generasi milenial saat ini tidak jauh dari kursi dan berada didalam ruangan yang tidak banyak gerak. Kebiasan-kebiasaan seperti ini sejatinya buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung. Fakor risiko yang paling banyak dihubungkan dengan kejadian penyakit jantung bawaan dan stroke adalah kadar lemak dalam darah, faktor koagulasi dan pembekuan darah, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.
Kebiasaan ini diperburuk dengan konsumsi makanan yang kurang sehat, dan mengandung banyak lemak jenuh yang semakin menambah buruk kondisi kadar lemak dalam darah. Kadar lemak darah dipengaruhi oleh perubahan pola makan dan jenis makanan, konsumsi gula olahan, dan aktivitas fisik.

Untuk menurunkan kadar lemak dalam darah ini sesungguhnya bisa dilakukan dengan sebuah langkah sederhana, yaitu dengan berpuasa. Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Riset Universitas Kairo menunjukkan bahwa puasa dapat mempengaruhi berkurangnya berbagai faktor risiko di atas. Teori ini didukung dengan beberapa riset yang dilakukan oleh lembaga kesehatan di beberapa negara seperti Armenia, Mesir dan Indonesia.

Baca 4 Gejala Serangan Jantung Yang Patut Diwaspadai

Kadar lemak darah

Lemak merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah. Lemak dapat menyusup ke dalam lapisan pembuluh darah yang rusak dan menyebabkan aterosklerosis, yaitu penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.


Penelitian yang dilakukan oleh Mohsen Nematy (2012) menyimpulkan bahwa terdapat perubahan dari profil lemak dan perbandingan lemak baik dan lemak jahat selama puasa di bulan ramadan, Kadar kolesterol darah menurun dari 193,4±51 mg/dl menjadi 184,3±42 mg/dl setelah Ramadan, begitu pula dengan kadar trigliserida yang menurun dari 4.5±1 mg/dl menjadi 3,9±1 mg/dl dan lemak jahat, yaitu LDL. Selain, itu didapatkan pula peningkatan dari lemak baik yaitu HDL setelah puasa Ramadan.

Tekanan darah tinggi

Pada orang dengan tekanan darah tinggi , jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah dibanding dengan orang normal. Hal ini bisa menyebabkan jantung kelelahan, dan dapat terjadi pembesaran dan penebalan otot jantung, hingga gagal jantung.


Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah otak pecah sehingga terjadi stroke hemoragik. Selama bulan Ramadan, terdapat penurunan tekanan darah pada orang yang berpuasa, yaitu penurunan tekanan darah sistolik dari 132.9±16 mmHg menjadi 129.9±17 mmHg, sedangkan pada tekanan darah diastolik, tidak terdapat penurunan berarti.

Insulin dan homosistein

Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga ini menunjukkan bahwa perubahan pola makan menjadi dua kali sehari selama bulan Ramadan dapat memperbaiki kondisi resistensi insulin pada penderita diabetes.


Homosistein merupakan salah satu asam amino yang terdapat dalam tubuh, dan peningkatan homosistein darah merupakan salah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Walaupun tidak signifikan, namun terdapat penurunan kadar homosistein darah saat seseorang berpuasa.

Parameter antropometri

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko bagi banyak penyakit metabolik Penurunan berat badan dan indeks massa tubuh bisa ditemukan dan bisa tidak ditemukan pada orang yang berpuasa, hal ini bisa disebabkan oleh asupan kalori yang tidak menurun secara signifikan selama puasa.

Puasa yang aman bagi penderita penyakit jantung

Puasa aman untuk dilakukan bagi orang dengan penyakit jantung bawaan, asalkan penyakit yang dideritanya terkontrol dan tidak dalam kondisi akut. Makan secukupnya saja dan tidak melakukan balas dendam” saat berbuka akan membantu meringankan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Angka kunjungan rumah sakit yang diakibatkan oleh penyakit jantung cenderung tetap dan tidak bertambah selama bulan puasa, namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan risiko serangan penyakit jantung selama 10 tahun seterusnya. Dapat disimpulkan bahwa puasa memberikan efek positif terhadap kesehatan jantung.

No comments